Kisah ini saya ambil dari kejadian nyata saya disekolah pembaca... , namun buat ceritanya saya bikin dramatis , aneh ! tokoh tokohnya adalah :
Pansil as Pensil kakak pertama
Pensol as Pensil kakak kedua
Pensal as Pensil kakak ketiga
Pensul as Pensil adik terakhir
Era as Penghapus
Ceritanya gini nih , saat itu saya berangkat kesekolah membawa "Rumah" (tempat pensil) untuk membawa Pensil , Pulpen , dan Penghapus. Di perjalanan tangan saya terasa gatal untuk segera menulis (kebetulan saya ini sedang membuat novel novelan lah , buat nyalurin hobi nulis saya). Setibanya di sekolah saya lantas duduk dengan teman saya yang telah duduk sebangku sejak kelas 8 SMP. Kejadian itu bermula saat akan ada pertempuran di salah satu mata pelajaran, 4 teman saya meminjam si Pensil ini. Kebetulan si Pensil itu mempunyai 4 saudara kandung dan bisa dikatakan kembar!namun nampaknya saja yang kembar , untuk ukuran badannya banyak perbedaan , mereka semua memakai baju hijau tua dengan logo 2B , dan merek baju mereka semua sama (saya tak akan sebutkan apa mereknya hehehe) si Pansil kakak paling tua mempunyai tubuh yang sangat tinggi dan kokoh, lalu Pensol adiknya selanjutnya mempunyai tubuh yang tinggi namun tidak setinggi Pansil karena dia terlalu sering berolahraga angkat beban. Pensal adik yang ke-2 mempunya tinggi rata rata karena dia masih kecil , dan yang terakhir Pensul masih sangat kecil namun sudah bisa berdiri. Aku memutuskan untuk tidak memberikan si Pansil , karena dia Pensil kesayanganku. Aku memberikan Pensol,Pensal, dan Pensul kepada temanku , Pertempuran dimulai Pansil bekerja keras bersamaku melingkari setiap lawan yang ku anggap mudah , namun ada kalanya Pansil lengah dan membuat kesalahan , terpaksa aku mengeluarkan Era si Penghapus , kuhapus kesalahan yang dibuat Pansil , aku merasa kasihan kepada Era , karena setiap Pansil membuat kesalahan dialah yang menjadi korban , dia harus menghapus kesalahan Pansil , jadi aku dan Pansil mulai bekerja dengan lebih hati hati. Tiga puluh menit sudah aku , Pansil dan Era bekerja sama , Pansil mulai kelihatan letih sehingga ketajamannya mulai tumpul dan saat kulihat ternyata kakinya terluka aku harus mengobati kaki Pansil (bagian bawah pensil itu loh ceritanya) aku menuju tas dan mengunjungi sebuah Rumah sakit yang isinya penuh dengan peralatan peralatan medis , aku bawa Pansil ke tempat pengobatan agar menjadi tajam kembali , ku raut Pansil dengan alat itu dan akhirnya Pansil menjadi tajam. Setelah kejadian itu , Pansil bekerja sangat baik , setelah kakinya diobati dia mengerjakan soal ulangan dengan perfecto! tanpa kesalahan (mungkin..) namun ada konsekuensi dibalik ketajaman Pansil , ukuran tubuhnya bertambah pendek!! bel berbunyi tanda pertempuran usai dibunyikan , aku dan Pansil bangga dengan pertempuran tadi karena kami bekerja sangat baik. Aku kembalikan Pansil ke rumahnya yang berwarna biru. Akupun Istirahat di kantin dan bercanda tawa dengan sobat sobatku , makan nasi kuning khas sekolahku , minuman mang eli yang menawarkan varian minuman dingin yang siap dibuat. Saat kembali ke kelas , aku baru teringat Pensol,Pensal,dan Pensul! dari mana saja tadi , aku tanyakan pada temanku yang meminjam si Pensol , sebut saja namanya Udin
"Din , Pensol mana?" tanyaku pada Udin
"Wah , sorry masbro , dia hilang , diculik oleh tawanan saat pertempuran tadi" jawabnya
"APA??" jawabku sedih
ternyata Pensol telah hilang dia diculik oleh tentara musuh , entah bagaimana nasibnya kini. Aku relakan saja Pensol dan mulai mencari Pensal , aku menemui temanku yang tadi meminjam Pensal sebut saja Usro
"Sro , Pensal mana?" tagihku , aku berharap nasib Pensal tidak seperti Pensol
"nih bro , tapi tadi ketajamannya hilang drastis , jadi aku bawa ke rumah sakit , dan jadi tinggal segini" Katanya sambil menunjukan tubuh Pensal
"WHAT?" jawabku heran , tubuh Pensal yang tadi kira kira 8cm kini tinggal 3cm , apa yang terjadi?
"Dia patah kaki masbro , jadi aku serut hingga jadi segitu" Jawab Usro menyesal
"tak apa kawan , aku maklum kok" jawabku
Huuh , dengan hati yang sedih atas kejadian Pensol dan Pensal aku mencari adik yang terakhir , kebetulan yang minjem Cewe , jadi kayanya gak akan terjadi apa apa sama mereka , sebut saja namanya Mimin
"Min , mana Pensul?" tanyaku.
"nih , aku bawa dia ke kopsis lalu di reparasi dan hasilnya , tadaa" jawabnya menunjukan Pensul
"waah , Pensul kok jadi setinggi itu , makasih ya" jawabku senang , ternyata Pensul yang tadinya hanya 4cm kini bertambah tinggi setinggi Pansil , ternyata juga ia diganti dengan yang baru. Aku simpan saja Pensul dan Pensal di atas meja dan tidak kumasukan kerumahnya. Aku pergi lagi keluar untuk ke kamar mandi , dan saat aku pulang ke kelas , alangkah kagetnya aku Pensul hilang!! sedangkan Pensal tidak. Ternyata jika sebuah Pensil ditinggalkan diluar dan tidak di masukkan kerumahnya , dia akan hilang dibawa kabur oleh orang lain , betapa herannya hari itu..
Intinya hari itu aku kehilangan 3 pensil sekaligus !! pesan penulis sih jangan naro pensil sembarangan dan jangan lupa kalau meminjamkan sesuatu ke orang ingatkan "kembalikan utuh ya!" agar orang itu hati hati , wassalam
Pansil as Pensil kakak pertama
Pensol as Pensil kakak kedua
Pensal as Pensil kakak ketiga
Pensul as Pensil adik terakhir
Era as Penghapus
Ceritanya gini nih , saat itu saya berangkat kesekolah membawa "Rumah" (tempat pensil) untuk membawa Pensil , Pulpen , dan Penghapus. Di perjalanan tangan saya terasa gatal untuk segera menulis (kebetulan saya ini sedang membuat novel novelan lah , buat nyalurin hobi nulis saya). Setibanya di sekolah saya lantas duduk dengan teman saya yang telah duduk sebangku sejak kelas 8 SMP. Kejadian itu bermula saat akan ada pertempuran di salah satu mata pelajaran, 4 teman saya meminjam si Pensil ini. Kebetulan si Pensil itu mempunyai 4 saudara kandung dan bisa dikatakan kembar!namun nampaknya saja yang kembar , untuk ukuran badannya banyak perbedaan , mereka semua memakai baju hijau tua dengan logo 2B , dan merek baju mereka semua sama (saya tak akan sebutkan apa mereknya hehehe) si Pansil kakak paling tua mempunyai tubuh yang sangat tinggi dan kokoh, lalu Pensol adiknya selanjutnya mempunyai tubuh yang tinggi namun tidak setinggi Pansil karena dia terlalu sering berolahraga angkat beban. Pensal adik yang ke-2 mempunya tinggi rata rata karena dia masih kecil , dan yang terakhir Pensul masih sangat kecil namun sudah bisa berdiri. Aku memutuskan untuk tidak memberikan si Pansil , karena dia Pensil kesayanganku. Aku memberikan Pensol,Pensal, dan Pensul kepada temanku , Pertempuran dimulai Pansil bekerja keras bersamaku melingkari setiap lawan yang ku anggap mudah , namun ada kalanya Pansil lengah dan membuat kesalahan , terpaksa aku mengeluarkan Era si Penghapus , kuhapus kesalahan yang dibuat Pansil , aku merasa kasihan kepada Era , karena setiap Pansil membuat kesalahan dialah yang menjadi korban , dia harus menghapus kesalahan Pansil , jadi aku dan Pansil mulai bekerja dengan lebih hati hati. Tiga puluh menit sudah aku , Pansil dan Era bekerja sama , Pansil mulai kelihatan letih sehingga ketajamannya mulai tumpul dan saat kulihat ternyata kakinya terluka aku harus mengobati kaki Pansil (bagian bawah pensil itu loh ceritanya) aku menuju tas dan mengunjungi sebuah Rumah sakit yang isinya penuh dengan peralatan peralatan medis , aku bawa Pansil ke tempat pengobatan agar menjadi tajam kembali , ku raut Pansil dengan alat itu dan akhirnya Pansil menjadi tajam. Setelah kejadian itu , Pansil bekerja sangat baik , setelah kakinya diobati dia mengerjakan soal ulangan dengan perfecto! tanpa kesalahan (mungkin..) namun ada konsekuensi dibalik ketajaman Pansil , ukuran tubuhnya bertambah pendek!! bel berbunyi tanda pertempuran usai dibunyikan , aku dan Pansil bangga dengan pertempuran tadi karena kami bekerja sangat baik. Aku kembalikan Pansil ke rumahnya yang berwarna biru. Akupun Istirahat di kantin dan bercanda tawa dengan sobat sobatku , makan nasi kuning khas sekolahku , minuman mang eli yang menawarkan varian minuman dingin yang siap dibuat. Saat kembali ke kelas , aku baru teringat Pensol,Pensal,dan Pensul! dari mana saja tadi , aku tanyakan pada temanku yang meminjam si Pensol , sebut saja namanya Udin
"Din , Pensol mana?" tanyaku pada Udin
"Wah , sorry masbro , dia hilang , diculik oleh tawanan saat pertempuran tadi" jawabnya
"APA??" jawabku sedih
ternyata Pensol telah hilang dia diculik oleh tentara musuh , entah bagaimana nasibnya kini. Aku relakan saja Pensol dan mulai mencari Pensal , aku menemui temanku yang tadi meminjam Pensal sebut saja Usro
"Sro , Pensal mana?" tagihku , aku berharap nasib Pensal tidak seperti Pensol
"nih bro , tapi tadi ketajamannya hilang drastis , jadi aku bawa ke rumah sakit , dan jadi tinggal segini" Katanya sambil menunjukan tubuh Pensal
"WHAT?" jawabku heran , tubuh Pensal yang tadi kira kira 8cm kini tinggal 3cm , apa yang terjadi?
"Dia patah kaki masbro , jadi aku serut hingga jadi segitu" Jawab Usro menyesal
"tak apa kawan , aku maklum kok" jawabku
Huuh , dengan hati yang sedih atas kejadian Pensol dan Pensal aku mencari adik yang terakhir , kebetulan yang minjem Cewe , jadi kayanya gak akan terjadi apa apa sama mereka , sebut saja namanya Mimin
"Min , mana Pensul?" tanyaku.
"nih , aku bawa dia ke kopsis lalu di reparasi dan hasilnya , tadaa" jawabnya menunjukan Pensul
"waah , Pensul kok jadi setinggi itu , makasih ya" jawabku senang , ternyata Pensul yang tadinya hanya 4cm kini bertambah tinggi setinggi Pansil , ternyata juga ia diganti dengan yang baru. Aku simpan saja Pensul dan Pensal di atas meja dan tidak kumasukan kerumahnya. Aku pergi lagi keluar untuk ke kamar mandi , dan saat aku pulang ke kelas , alangkah kagetnya aku Pensul hilang!! sedangkan Pensal tidak. Ternyata jika sebuah Pensil ditinggalkan diluar dan tidak di masukkan kerumahnya , dia akan hilang dibawa kabur oleh orang lain , betapa herannya hari itu..
Intinya hari itu aku kehilangan 3 pensil sekaligus !! pesan penulis sih jangan naro pensil sembarangan dan jangan lupa kalau meminjamkan sesuatu ke orang ingatkan "kembalikan utuh ya!" agar orang itu hati hati , wassalam