Hari Keempat , lagi
lagi mereka semakin dekat dan dekat. Setiap istirahat mereka terlihat bersama
saat di kantin , namun ada seseorang yang kelihatannya cemburu dengan kedekatan
mereka berdua. Bukan dua orang lebih tepatnya , Indra dan Farin.
Indra sudah lebih
dulu mengenal Intan , namun ia belum pernah menyatakan cintanya pada Intan ,
Indra hanya memendam perasaannya itu sendiri. Kali ini juga ia tidak terlalu
kelihatan gak suka dengan kedekatan Intan dan Rendy.
*Teet Teet Teet
Bel tanda istirahat
sudah berbunyi , Indra langsung menuju kelas Intan dan mengajaknya lebih dulu
daripada Rendy
“Tan , kantin yuk?”
Ajak Indra
“Emm..” Intan
kelihatan bingung , mungkin menunggu Rendy?
“Yaudah deh yuk..”
Intan menyetujui ajakan Rendy
Saat mereka
berjalan menuju tangga , Rendy baru datang dan melihat mereka. Suatu perasaan
yang buruk tentunya melihat wanita yang selama ini dekat dengannya sudah lebih
dulu dibawa oleh orang lain. Rendy dan Indra tidak saling mengenal. Itu
penyebab Rendy bertanya tanya siapa lelaki itu.
Saat di kantin.....
“Eh jeng Intan udah
nyampe duluan , tumben gak sama Rendy?” Dini datang dan duduk disebelah Intan.
“Emm , enggak apa
apa sih...” Terlihat Intan begitu menjaga perasaan Indra saat mengatakan itu.
“Kamu sama siapa
Dini?” Tanya Intan
“Gak sama siapa
siapa , makanya aku nyamperin kamu, eh Indra nanti mau nonton basket gak pulang
sekolah?” Dini mengalihkan pembicaraan pada Indra
“Hem , kayaknya gak
akan deh , gue harus bantuin Ibu gue” Jawab Indra.
Indra memang seorang yang sangat perhatian
dengan orang tuanya. Indra tinggal dengan ibunya , sedangkan ayahnya pergi
meninggalkan keluarga saat Indra masih usia 4 bulan. Namun kehidupannya saat
ini sangat berkecukupan sebab kakak Indra adalah seorang pengusaha muda yang
sukses di Bandung.
Indra saat SMP
dikenal sebagai playboy , sebab ia termasuk orang yang sering berganti ganti
pacar. Namun semenjak SMA , ia belum pernah menjalin hubungan dengan seseorang.
“Ehh , gue duluan
kali ya , kayaknya ada panggilan” Kata Indra.
“Hahaha iya iya”
Jawab Intan sambil tertawa , ia mengerti apa yang dimaksud “panggilan” itu.
“Tan , nanti jadi
nonton basket kamu?”
“Jadi kayaknya ,
kamu ikut kan?”
“Gue gak ada yang
nganter Tan..” Jawab Dini yang sepertinya sedikit curhat.
“Herman mana?”
“Dia katanya mau
Taekwondo”
“Ohh , yaudah nanti
gue anter deh sama Pak Arif”
“Kamu gak sama
Rendy?” tanya Dini yang kelihatan heran
“Yee , Rendy kan
harus ngumpul di Mess , terus berangkat ke tempat pertandingan juga naik bus
sekolah”
Saat sedang
mengobrol , Dini mengajak seorang perempuan untuk duduk di meja yang diduduki
mereka.
“Elma... duduk sini
bareng”. Ajak Dini
“Hey , Dini , boleh
boleh , ikutan yah...”
“Tan , kenalin ini
Elma , dan Elma ini Intan...” Dini berusaha membuat akrab mereka.
“Hai , aku
Intan...” Sudah seperti anak kecil saja mereka bila dilihat cara berkenalannya.
Intan tidak pernah
tau bahwa sebetulnya dunia Dini itu sangat luas , dia bisa mengenal hampir
semua kelas 2 yang ada di sekolah ini , sedangkan Intan , hanya beberapa yang
ia tau..
“Oh rumah kamu
disitu juga?minggu depan aku pindah kesitu loh.” Kata Elma pada Intan.
“Ohiya?wah dapet
temen main nih kayaknya”. Itu lah Intan , ia sangat mudah bergaul , namun
sangat sulit memulai untuk bergaul.
“Iya iya , besok
aku main ya kerumah kamu?”
“Boleh boleh , sekalian
tunjukin mana rumah kamu nanti...”
*Teeet Teeet Teeet
Suara bel tanda
istirahat berakhir , dan lagi lagi ini adalah jam pelajaran pak Rosyid si guru
“killer”. Intan dan Dini segera menuju kelas , sedangkan Elma... dia berbeda
kelas dengan Intan , dia anak kelas XI satu kelas unggulan , sedangkan Intan
dan Dini kelas XI tiga cukup baik juga.
“Ayo anak anak ,
keluarkan tugas yang bapak berikan!” Dengan nada suara yang keras dan tegas ,
pak Rosyid memulai pelajaran.
“Astaga... gue
lupa” bisik seorang teman sekelas Intan.
“Kamu udah Tan?”
tanya Dini , yang duduk di sebelahnya.
“Udah lah , gak
lagi deh aku disuruh di luar..”
“Untunglah... aku
kira saking asyiknya sama Rendy kamu lupa”. Mereka saling berbisik tentunya
agar tidak ketauan.
“Daril! Keluar!
Siapa lagi yang tidak mengerjakan tugas?” Tanya pak Rosyid , kelihatannya ia
hendak memotong kepala murid saking tegasnya.
Semua terdiam , pak
Rosyid berjalan dari satu bangku ke bangku lain , mengecek tugas para murid
kelas XI tiga. Sampailah pada meja Dini dan Intan.
“Wah wah , kamu
langsung jera sejak kejadian waktu itu ya”. Untuk pertama kalinya pak Rosyid
bersikap lembut di hadapan murid sekelas itu.
“I...iy..iya pak
hehe” jawab Intan dengan senyum.
Pelajaran langsung
dimulai , melanjutkan materi kemarin yang belum selesai di bahas. Intan sangat
memperhatikan pelajaran tersebut. Sedangkan Dini terlihat ogah ogahan , malah
hampir tertidur , namun tetap menunjukan “keep it beautifull”-nya.
Pelajaran kali ini
memang terkesan sangat membosankan karena terus membahas tentang itu itu saja
tanpa ada inovasi agar membuat para murid antusias.
Saat pelajaran
selesai mereka tinggal menunggu waktunya pulang karena di sekolah mereka ,
istirahat 2kali. Yang pertama jam setengah 10 sampai jam 10 dan yang kedua jam
setengah 12 sampai jam 1.
*Teeeeeeeeet
Satu suara bel
namun sangat panjang menandakan berakhirnya kegiatan mengajar di SMA Rusa
Putih. Dini yang tadi terlihat hampir tertidur segera lekas keluar bersama
Intan. Seperti yang sudah di rencanakan , hari ini mereka aka nonton
pertandingan basket.
Mereka menuju
parkiran dan melihat pak Arif sudah menunggu di salah satu tempat yang memang
sudah menjadi tempat pak Arif menunggu Intan. Intan dan Dini masuk mobil. Saat
diperjalanan mereka berbincang.
“Pak , anterin ke
SMA Bina Karya ya” Kata Intan.
“Mau nonton basket
ya non?”
“Iya pak , pacarnya
main soalnya” Sambar Dini dengan cepat.
“Wah wah , kabar
baik nih non Intan sudah mulai pacaran” Jawab pak Arif dengan senyum senyum
“Ih belum kok pak
belum...”. Intan sepertinya berusaha menutup nutupi , namun memang ia belum
berpacaran dengan Rendy.
“Aahh , belum tapi
sebentar lagi juga jadi , wleee”
Mereka asik
mengobrol dengan pak Arif yang memang sangat ramah terhadap Intan , pak Arif kadang
menjadi tempat curahan hati Intan karena beliau sangat bisa menjaga rahasia dan
memberi solusi yang tepat.
“Nah , udah nyampe
nih non , selamat berpacaran ria ya” Kata pak Arif sambil terbahak bahak ,
namun tetap menjaga attitude.
“Hahaha , apa sih
ah pak , ohiya bapak langsung pulang aja gausah nungguin aku , okey!”.
“Eh gila lo , aku
pulang sama siapa?” tanya Dini
“Mmm , udah lah
ayoo”
Mereka memasuki
area sekolah , tidak heran mengapa sekolah Bina Karya ini menjadi sekolah nomor
satu di Bandung. Bangunan sekolah yang sangat megah , bersih , setiap koridor
terdapat satu hal yang menarik. Piagam! Di setiap melewati satu ruangan pasti
ada piagam tertentu , betapa hebatnya sekolah ini. Pikir Intan dalam hati
To be Continued....