What is Love? : Chapter 1



       
Untuk menghargai karya anak bangsa ini , bila anda ingin mengcopy paste cerita tersebut mohon sertakan backlink untuk blog ini. Terimakasih



           Matahari mulai muncul keluar untuk menyapa dunia dengan hangat yang ia pancarkan dan hari ini awan seperti membuka jalan untuk matahari agar dapat menyinari dengan sinarnya dan membuat hari ini menjadi cerah. Di tambah dengan kicauan burung yang saling bersahutan di pohon pohon di sekitar rumah Intan. Intan atau lebih lengkapnya Intan Herdiyono Putri adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Dia seorang siswi di SMA Rusa Putih , SMA yang bisa dibilang jadi favorit di Bandung. 
          Suara knalpot mobilpun menambah riuh gaduhnya pagi ini. Suara knalpot mobil ayahnya yang seorang dokter sedang bersiap siap untuk mengantarkan Intan ke sekolah. Ayahnya bekerja di salah satu Rumah Sakit yang sudah bisa dibilang memiliki fasilitas internasional dan banyak dokter dan perawat yang di pindah tugaskan ke kota kota lain karena Rumah Sakit ini memiliki cabang di hampir di semua ibukota setiap provinsi juga kota kota besar.

"Intan... Ayo cepet, nanti kamu telat loh" seru Ayahnya yang memanggil Intan dari luar. Saat itu ia  sedang menyelesaikan sarapannya di meja makan ditemani ibunya.
           "Iya pah! , Bun Intan berangkat sekolah dulu ya,"
          "Iya sayang , hati hati ya"
          "Assalamualaikum..." Kata Intan sambil mencium tangan Ibunya itu.
          "Waalaikumsalam..."

          Intan berangkat sekolah dengan Ayahnya. Melaju di antara mobil mobil yang padat dan membuat keadaan yang disebut "macet" , begitulah Bandung yang macetnya kini sudah hampir menandingi Jakarta. Satu jam setelah melalui macetnya jalan besar di Bandung , Intan sampai di sekolahnya yang sangat megah dan besar.

"Hati hati nak...." Kata ayahnya
          "Iya pah.... Assalamualaikum..."
          "Walaikumsalam.." , Namun suara ayahnya tidak terdengar karena pintu mobil sudah tertutup , yang terlihat hanyalah lambaian seorang ayah kepada anaknya.

          Intan memasuki gerbang sekolah yang cukup tinggi , menyapa Satpam yang setiap sekolah ia temui. Saat memasuki lorong sekolah ia melihat Dini. Sahabatnya sejak kelas satu SMA. Dini dengan mukanya yang cantik dan memakai kacamata datang menghampiri Intan.

         "Ehh, non Intan udah dateng.." Dini terlihat tertawa mengucapkan itu
         "Hahaha , Apasih non non , jeng dong ah" Timpal Intan dengan tertawa pulang
"Yuk ah jeng kita ke kelas..." Dini kali ini tidak bisa menahan rasa gelinya sehingga ia tak menyadari bahwa dia telah ditatap banyak mata.
"Jangan ketawa gitu ih , di liatin tau" Intan menasihati Dini
"Sorry sorry , gak nahan deh..." mereka kembali melanjutkan perjalanan.
Kedua gadis itupun berjalan menuju kelasnya

*Teeet.....Teeet
          Suara bel telah berbunyi , merekapun lantas bergegas menuju kelasnya , setengah berlari mereka menuju kelas di ikuti dengan banyak siswa siswi yang bergegas masuk ke kelas karena bel sudah dibunyikan. Tanpa disangka mereka bertemu dengan Indra cowok yang dikenal jago bermain gitar dan mempunyai tubuh atletis di sekolah.

"Buru buru ajanih..." Kata Indra.
"Gak denger tadi udah bel ndra?" jawab Dini. Mereka berdua buru buru karena pelajaran pertama diajar oleh Pak Rosyid yang dikenal guru "killer" di sekolah , Pak Rosyid adalah guru matematika.

*Di dalam kelas
"Selamat pagi anak anak , kali ini kita akan membahas tentang Fungsi , Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat , keluarkan buku kalian. Dan KM pimpin doa" Kata Pak Rosyid dengan tegas.
          Doa selesai dan pelajaran dimulai , Intan memperhatikan Pelajaran tersebut dengan sungguh sungguh , karena dia punya cerita kelam karena tidak memperhatikan pelajaran matematika tersebut sehingga ia dihukum dan disuruh berdiri di depan kelas. Tetapi saat di depan kelas tersebut ia pertama kali bertemu dengan Rendy. Intan sempat terpesona dengan Rendy saat itu , Rendy juga adalah kapten tim basket sekolah Rusa Putih. Jadi gak heran kalau Rendy itu eksis banget di sekolah dia juga dianugerahi paras yang membuat cewek di sekolah ini tercengang.
        
         Tanpa terasa pelajaran matematika pun usai. Lega sudah perasaan Intan karena pelajaran tersebut bisa dimengerti Intan dengan sangat baik. Intan juga termasuk kedalam murid yang tergolong pandai di sekolah , saat Ujian Kenaikan Kelas saat kelas X dia masuk dalam 5 besar nilai tertinggi di sekolah.

         Intan berjalan keluar kelas dan bertemu dengan Indra yang... , Indra memang murid yang suka mondar mandir di sekolah , setiap gak ada guru dia selalu saja keluar kelas dan berjalan jalan , entah mengapa anak itu tak pernah bisa diam di kelas.

         "Tan , liat tuh Rendy di lapangan lagi olahraga" Tunjuknya ke lapangan
         "Iiiih apaan sih Indra..." Jawab Intan dengan malu sehingga pipinya itu menjadi merah merona.
         "Hahaha , sampe merah gitu muka kamu Tan..." Ledek Indra dengan penuh tawa.

         Saat Intan memperhatikan gerak gerik Rendy di sekolah saat itu pula kedua mata mereka beradu pandang. Intan mengambil nafas panjang saking paniknya. Rendy dari kejauhan terlihat senyum pada Intan. Intan yang tak dapat menahan malu akibat tindakan Rendy tersebut. Ia langsung masuk kedalam kelas dan berhadapan dengan Dini.

         "Kenapa panik gitu Tan?" Tanya Dini
         "Engg.. engga kok.." Jawab Intan dengan tergagap gagap

        Intan memang sangat pemalu karena selama hidupnya belum pernah berpacaran mungkin untuk saat ini. Karena saat dia menginjak usianya yang akan masuk ke enam belas tahun hatinya mulai tergerak untuk membuka hatinya untuk seseorang. Walaupun banyak yang sudah menyatakan cintanya padanya , namun ia selalu berusaha menolak laki - laki yang ingin menjadi kekasihnya itu. Dengan lembut tentunya. Ia ingin menemukan lelaki yang akan setia , ia terlalu polos untuk disakiti dan dipermainkan oleh seorang laki laki yang tidak mengenal arti kesetiaan
        Dini mencoba cek keluar kelas dan saat melihat Rendy di lapangan. Dini mengetahui alasan kenapa Intan bertingkah seperti itu.

          “Hahaha , tenang aja tan , Rendy juga gak akan ngegigit kok , keep it beautiful okey” Sambil memicingkan matanya.
          “Ih siapa yang takut coba , aku kan cuma masuk kelas aja” Timpal Intan menghindari kegugupan dirinya yang nampak jelas dengan raut mukanya yang memerah.
          “Iya iya aku ngerti kok”.

          Ketua murid kelas Intan datang dan memberi kabar pada teman temannya sambil membawa selembaran kertas yang kelihatan cukup untuk di bagikan pada teman sekelasnya itu.
         
          “Apaan tuh?” Sahut salah satu murid
          “Pasti pemberitahuan ya?ada apa den?” Sahut yang lainnya. Banyak pertanyaan lagi sebetulnya , namun setelah ketua murid itu memberitahukan apa isinya. Mereka berteriak kegirangan!  Ya itu adalah surat pemberitahuan bahwa hari ini sekolah pulang pada jam 11.00 , bagi pelajar itu sudah tentu menjadi kabar paling menggembirakan... mungkin.

          Dua puluh lima menit sudah Intan menunggu pelajaran kedua. Pelajaran Seni Budaya , namun hasilnya nihil , guru yang ditunggunya tidak kunjung datang tanpa memberikan kabar.

          “Tan , jalan jalan yuk?boring nih di kelas” Ajak Dini pada Intan yang memang sudah terlihat bosan di kelas.
          “Huh?Kemana Din?”
          “Hmm...” Dini berpikir sesuatu , mungkin sebuah rencana “Ke kantin aja gimana?beli minum gitu”
          “Yaudah deh ayo” Jawab Intan setelah memastikan kalau guru Seni Budaya ini tidak akan masuk kelas.

          Mereka berjalan melalui lorong lorong sekolah , suara sepatu berdecit saat mereka berjalan , udara menghempas sepoi sepoi. Sampai akhirnya mereka melewati Mess anak basket sekolah.
          Menarik nafas panjang , ya itulah yang Intan lakukan bila ia sedang gugup karena seorang laki laki yang untuk pertama kalinya ia cinta , atau lebih tepatnya suka karena ia belum mengenal apa itu cinta.
          Rendy yang melihat Intan dari kejauhan lantas menghampiri Intan dan Dini.

          “Hey tan” Sapa Rendy
          “Hey kakak basket..” yang menjawab bukan Intan tentunya , yang menjawab Dini.
          “Haha , kamu punya selera humor juga ya Dini” Kelihatannya Dini dan Rendy mulai akrab
          “Hai Ren...” Akhirnya ia memberanikan mengucapkan sepatah kata.
          “Hmm... Kamu pulang sendiri nanti?pulangnya jam sebelas loh”
          “Ciee pasti mau ngajak pulang nih ending endingnya” Sambar Dini dengan sedikit tawa.
          “Gak tau juga nih , kayanya sendiri deh , pak Arif kayanya masih di kantor papah”. Pak Arif adalah supir pribadi keluarga Intan , namun ia sudah dianggap sebagai keluarga besar Hediyono. Herdiyono adalah nama ayah intan Herdiyono Putra Herlambang lebih tepatnya.
          “Mau pulang bareng gak?”. Tepat tebakan Dini , endingnya Rendy akan ngajak pulang Intan.
          “Emh.. emh.. Boleh deh” Jawab Intan menaggapi ajakan Rendy itu.
          “Yaudah nanti pulang aku tunggu di parkiran sekolah ya” Kata Rendy melambaikan tangan pada Intan dengan senyumnya yang khas.
          “Tuhkan , apa aku bilang...” Kata Dini.

          Mereka melanjutkan perjalanannya menuju kantin sekolah yang sudah dekat. Sampai mereka disana , ruangan kantin yang tidak seperti kantin kantin sekolah lainnya. Luas , bersih , rapi , itu memang menjadi salah satu daya tarik SMA Rusa Putih yang sudah terkenal dengan kantinnya yang sangat bersih dan nyaman.
         
          “Hey!” Seru seorang lelaki dari kejauhan sambil mengangkat satu tanggannya.
          “What?Kesini cuma....” Belum selesai Intan mengucapkan kata itu , Dini sudah menyambar.
          “Ayo ikut ah jangan banyak comment” Sambil menarik tangan Intan dan berlari menuju sumber suara tersebut.

          Ternyata suara tersebu berasal dari Herman , pacar Dini. Herman mungkin termasuk salah satu laki laki yang beruntung karena mendapatkan Dini yang disukai hampir 10 orang lelaki lainnya di sekolah ini. Namun itu sudah berlalu dan Dini sudah menentukan hatinya untuk memilih Herman sebagai pacarnya saat ini. Mereka sudah menjalin hubungan sejak setahun lalu , tepat saat satu minggu sebelum kelas X memasuki ujian tengah semester.

          “Hey my boys!” Sapa Dini pada Herman
          “Hey , eh Intan ikut kesini juga toh?”
          “Gak tau nih di ajakin Dini. Dikirain mau ngapain eh malah mau pacaran” Kata Intan dengan raut muka yang sedikit muram.
          “Hahaha , jangan suka jail gitu ah” Kata Herman pada Dini
          “Biarin sekali sekali jailin cewek cantik ini , kapan lagi coba” Jawab Dini yang terlihat sangat puas.

          Mereka, Herman dan Dini berbincang bincang dengan seru sedangkan Intan hanya menjadi penonton mereka. Namun saat sedang sepi tersebut datang Indra dan Lito , salah satu anggota tim basket sekolah.

          “Eh , ngapain disini tan?” tanya Indra pada Intan
          “Nih....” Jawabnya dengan muka muram dan menunjuk ke arah Dini
          “Hahaha , yaudah dari pada gak ada kerjaan , mending bantuin kita yuk”
          “Bantuin apa ndra?” kata Intan penasaran
          “Ini ada selembaran... lagi.. . Isinya kurang lebih tentang kejuaraan basket antar-SMA seKota Bandung. Nah tim basket sekolah kitu ikut dalam kejuaraan ini. Jadi semua murid harus tau supaya bisa ngedukung tim basket biar juara ngalahin tim Bina Karya” Kata Lito menjelaskan dengan singkat isi selembaran itu.
          “Ayo deh , sini aku bantuin bawa to”.
          “Wih , makasih tan , pantesan banyak yang suka sama kamu , ternyata orangnya baik , ya gak ndra?” kata Lito sambil menyikut Indra
          “Iya iya” Jawabnya ringkas
          “Hem apaan sih ah , udah yuk” Ajak Intan pada kedua partner barunya itu.

          Indra membagi tugas pada Intan dan Lito. Intan ditugaskan untuk membagikan selembaran tersebut kepada kelas XI. Lito ditugaskan untuk membagikan selembaran pada kelas X. Dan kelas XII akan dibagikan oleh Indra. Mereka bergerak cepat karena ingin cepat menyelesaikan tugas itu.
          Sebelas satu , sebelas dua , sebelas tiga , sebelas empat kelas tersebut sudah mendapat selembaran tersebut juga sebelas lima. Namun saat akan membagikan selembaran itu ke kelas sebelas enam , masalah terjadi.
          Itu adalah kelasnya Rendy , tapi bukan itu masalah Intan tau kalau Rendy sedang ada di Mess basket. Masalahnya adalah itu adalah kelas seorang cewek yang kurang suka dengan cewek yang lebih cantik dari cewek itu. Terlalu banyak kata cewek dikalimat ini. Nama cewek tersebut adalah Farin , dia cantik namun sifatnya yang membuat orang orang menilai kalau Farin bukanlah perempuan cantik.

          “Heh , mau ngapain kesini?mau ketemu Rendy?” Kata Farin dengan sinis pada Intan.
          “Please deh rin , kejadian itu udah terjadi tiga bulan yang lalu”.
Kejadian yang di maksud Intan adalah kejadian dimana Intan dan Farin sedang menonton pertandigan tim basket sekolah dan melihat Rendy masuk lapangan. Rendy melihat Intan dan tersenyum pada Intan. Mungkin hal itu membuat perhatian cewek yang kagum pada Rendy melihat pada Intan. Kapten cheers , Farin , Dini penglihatan mereka tertuju pada Intan. Masalah kecil bukan?

          “Iih , so cute banget deh” Kata Farin dan mendorong Intan ke pintu kelas.
          “Aaah...” Desah Intan saat sebuah paku yang menonjol keluar dari pintu tersebut dan merobek kulit lengan Intan , walau hanya sedikit namun bagi seorang perempuan itu hal yang cukup menyakitkan.
          “Ih , kamu tuh kenapa sih , aku gak ada urusan sama kamu”

          Saat adu mulut antara mereka terjadi. Rendy muncul dari tangga , dan melerai mereka berdua. Rendy tidak berkata apa apa , namun tindakannya yang membuat ia menjadi “apa apa”. Ia segera menyuruh seseorang dari temannya untuk membagikan selembaran yang Intan bawa. Dan membawa Intan ke UKS sekolah.
          Ia membuka pintu UKS dan menyuruh Intan untuk duduk di bangku UKS. Rendy membuka kotak P3K yang ada di UKS , membawa plester , handsaplast , obat merah , dan kapas. Ia segera membersihkan luka di lengan Intan dengan kapas yang sudah dibasahi. Intan menggigit bibirnya saat Rendy meneteskan obat merah di lukanya itu. Setelah itu Rendy menutup luka Intan itu dengan Handsaplast. Cukup mahir Rendy melakukan pengobatan ringan tersebut.

          “Makasih ya Ren. Ngomong ngomong , kok kamu bisa cepet gitu?”. Tanya Intan , namun kali ini tanpa canggung ataupun gugup.
          “Sama sama Intan. Cepet gimana maksudnya?”
          “Itu , emm gimana ya , ngobatin lukanya”
          “Oh itu , aku udah sering ke UKS buat ngobatin kalo ada anggota tim basket yang cedera” Jawabnya sambil tersenyum. Lagi lagi dengan senyumnya yang sangat khas , senyuman khas Rendy.

          *Teet Teet Teet...

          Bel sekolah sudah bunyi menandakan sekolah sudah usai untuk hari ini. Sesuai pemberitahuan yang dikatakan ketua murid kelasnya , Intan lantas pergi menuju kelasnya

          “Eh Ren , duluan ya aku mau ngambil tas dulu”. Pamit Intan sambil berjalan keluar ruang UKS
          “Sip , jangan lupa , tempat parkir!”. Teriak Rendy menyadari Intan sudah berjalan keluar UKS. Intan hanya mengangguk menandakan ia tak lupa dengan janjinya dengan Rendy.

To Be Continued......

                                                                                    BY : HISYAM FAKHRI

Posted in . Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

4 Responses to What is Love? : Chapter 1

  1. Kata- kata nya mengalir, it's good :D
    Nice writting!!!!


    Salam hangat.. :)

    BalasHapus

Pengunjung yang bijak selalu meninggalkan komentar , jadi komentar ya !

The Best Traffic Exchange
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.